Lima Kunci Jaga Konsistensi Ibadah Pasca Ramadhan: Inspirasi dari Masjid Agung Ar-Raudlah

Kraksaan, masjidagungar-raudhahkraksaan.orgSerambi Masjid Agung Ar-Raudlah Kraksaan kembali dipenuhi jamaah dalam pengajian menjelang berbuka puasa pada hari ke-20 Ramadan 1446 H, Kamis (20/3/2025) sore. Acara ini menghadirkan Ustadz M. Anwar Sani, S.Pd.I, yang merupakan Anggota Komisi Dakwah dan Ukhuwah Islamiyah pada MUI Kabupaten Probolinggo. Dalam ceramahnya, beliau mengangkat tema “Menjaga Konsistensi Beribadah Setelah Bulan Ramadan.”

Sejak pukul 16.30 WIB, jamaah mulai berdatangan dan memenuhi serambi masjid yang berlokasi di Jalan Rengganis Nomor 1 Kraksaan. Suasana hangat dan penuh kekhusyukan terasa saat Ustadz M. Anwar Sani membuka ceramahnya dengan sebuah analogi unik tentang dua makhluk yang berpuasa demi memperpanjang usianya, yaitu ular dan ulat.

“Ular ketika berpuasa untuk mengganti kulitnya, ia tetaplah seekor ular, tidak ada perubahan pada sifatnya. Berbeda dengan ulat, yang setelah melewati masa kepompong, ia berubah menjadi kupu-kupu yang indah dan menawan,” ujar beliau di hadapan jamaah.

Dari analogi tersebut, Ustadz M. Anwar Sani mengajak para jamaah untuk merenungkan apakah mereka ingin menjadi seperti ular atau ulat. Ramadan seharusnya menjadi momentum perubahan diri, bukan sekadar rutinitas tahunan yang berlalu tanpa makna. “Jika sebelum Ramadan kita banyak berbuat dosa dan maksiat, apakah setelah Ramadan kita tetap sama? Atau justru kita memanfaatkannya untuk berubah menjadi lebih baik?” imbuhnya.

Beliau menekankan bahwa ibadah di bulan Ramadan tidak boleh sia-sia. Seperti ulat yang bertransformasi menjadi kupu-kupu, seorang muslim juga harus mampu kembali ke fitrah setelah Ramadan dan meraih predikat takwa. “Inilah makna kemenangan di bulan Syawal, ketika kita benar-benar menjadi pribadi yang lebih baik,” jelasnya.

Agar dapat menjaga konsistensi ibadah setelah Ramadan, Ustadz M. Anwar Sani memberikan lima kunci utama. Pertama, menambah ilmu dan tidak pernah bosan untuk terus belajar. Kedua, menjaga lingkungan dengan memilih teman yang dapat membawa kebaikan. Ketiga, menyibukkan diri dengan ketaatan agar tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang melalaikan.

Keempat, memahami tujuan hidup, yaitu untuk beribadah kepada Allah. “Jika tujuan hidup sudah jelas, kita tidak akan mudah tergoda oleh dunia,” katanya. Dan yang kelima, memperbanyak doa agar Allah senantiasa memberikan kekuatan dalam menjaga istiqamah.

Jamaah tampak antusias menyimak tausiyah tersebut, sesekali mengangguk tanda setuju dan terinspirasi oleh pesan yang disampaikan. Pengajian pun ditutup dengan doa bersama menjelang adzan Maghrib berkumandang. Setelahnya, para jamaah menikmati takjil yang telah disediakan oleh panitia.

Penulis: Alfin Maulana Haz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *