Kraksaan, masjidagungar-raudhahkraksaan.org – Pengajian Menjelang Berbuka hari ke-16 Ramadan yang digelar di Masjid Agung Ar-Raudlah Kraksaan pada Ahad (16/3/2025) sore menghadirkan penceramah Habib Ali Alkaf, Lc., M.Thi. Dalam tausiyahnya, beliau mengangkat tema “Pembentukan Generasi Milenial Cinta Al-Qur’an”. Habib Ali menekankan pentingnya menyiapkan generasi yang kuat, baik dari segi iman, ilmu, ekonomi, maupun sosial-politik.
Dalam ceramahnya, Habib Ali mengingatkan agar umat Islam tidak meninggalkan generasi yang lemah. Beliau menyoroti berbagai kelemahan yang harus dihindari, seperti lemahnya iman, rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya kemandirian ekonomi, serta minimnya peran dalam dunia politik. Menurutnya, jika generasi muda tidak dipersiapkan dengan baik, maka umat Islam akan semakin tertinggal dalam berbagai aspek kehidupan.
“Jangan sampai kita meninggalkan generasi yang lemah, baik dalam iman, ekonomi, keilmuan, maupun dalam bidang politik. Jika kita tidak mempersiapkan generasi yang kuat, maka umat ini akan semakin jauh dari kejayaan,” tegasnya.
Habib Ali kemudian mengutip sebuah hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:
رَبُّوا أَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ: حُبِّ نَبِيِّكُمْ، وَحُبِّ أَهْلِ بَيْتِهِ، وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
“Didiklah anak-anak kalian dengan tiga perkara: cinta kepada Nabinya, cinta kepada keluarganya, dan membaca Al-Qur’an.”
Hadis ini, menurutnya, adalah kunci utama dalam membentuk generasi yang kuat dan berakhlak mulia.
Beliau menjelaskan bahwa mencintai Nabi Muhammad SAW adalah dasar dari keimanan yang kokoh. Kecintaan ini harus diikuti dengan kecintaan kepada keluarga Nabi (Ahlul Bait), para sahabat, orang-orang saleh, serta para ulama. Dengan menanamkan kecintaan tersebut, seorang Muslim akan memiliki keteladanan yang baik dalam kehidupannya.
“Kecintaan kepada Nabi dan keluarganya akan membentuk pribadi yang kuat dan memiliki akhlak yang mulia. Dari kecintaan inilah muncul semangat untuk meneladani mereka dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Selain itu, Habib Ali menekankan pentingnya mengenalkan Al-Qur’an kepada anak-anak sejak dini. Beliau mengutip sebuah hadis yang menyebutkan bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat suatu kaum dengan Al-Qur’an dan merendahkan kaum yang meninggalkannya.
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
Ini menunjukkan bahwa generasi yang dekat dengan Al-Qur’an akan menjadi generasi yang dimuliakan.
“Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang belajar, menghafal, dan mengamalkan Al-Qur’an. Sebagai contoh, dalam shalat berjamaah, seorang hafiz (penghafal Al-Qur’an) lebih didahulukan menjadi imam dibandingkan seorang pejabat,” jelasnya.
Habib Ali juga menyinggung keutamaan bagi orang tua yang memiliki anak penghafal Al-Qur’an. Menurutnya, di akhirat kelak, orang tua tersebut akan diberi mahkota emas sebagai bentuk kemuliaan atas usaha mereka mendidik anak-anaknya agar mencintai dan menghafal Al-Qur’an.
“Di akhirat, orang tua yang anaknya menjadi hafiz Al-Qur’an akan mendapatkan mahkota emas. Ini adalah penghormatan dari Allah SWT bagi mereka yang mendidik anak-anaknya dengan Al-Qur’an,” paparnya.
Beliau kemudian mengutip sebuah hadis qudsi yang menyebutkan bahwa siapa pun yang disibukkan dengan Al-Qur’an dan berdzikir kepada Allah, maka ia akan diberi kemuliaan yang lebih utama dibanding orang-orang yang meminta sesuatu kepada-Nya.
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ شَغَلَهُ ذِكْرِي عَنْ مَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ
Hal ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan orang-orang yang mencintai Al-Qur’an dalam kehidupan mereka.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah mereka yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”. “Inilah amalan yang paling mulia di sisi Allah,” tambahnya.
Di akhir tausiyahnya, Habib Ali mengajak seluruh jamaah, khususnya generasi milenial, untuk semakin mencintai Al-Qur’an dengan membaca, memahami, dan mengamalkan isinya. Ia juga mengingatkan bahwa keberkahan hidup akan diraih oleh mereka yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Pengajian ini diakhiri dengan doa bersama menjelang berbuka puasa, diikuti oleh para jamaah dengan penuh kekhusyukan. Kegiatan ini menjadi pengingat bagi umat Islam bahwa Al-Qur’an bukan sekadar bacaan, tetapi harus dijadikan sebagai pegangan utama dalam kehidupan agar lahir generasi yang tangguh dan berakhlak mulia.
Penulis: Alfin Maulana Haz