Pengajian Menjelang Berbuka di Masjid Agung Ar-Raudlah: Membangun Identitas Islami di Bulan Ramadhan

Kraksaan, masjidagungar-raudhahkraksaan.org – Masjid Agung Ar-Raudlah Kraksaan kembali menggelar pengajian menjelang berbuka puasa di hari ke-17 Ramadhan 1446 H, Senin (17/3/2025). Pengajian kali ini menghadirkan Ketua Yayasan Masjid Agung Ar-Raudlah, H. Muhammad Zubaidi, M.Pd.I, sebagai penceramah. Dengan tema “Peran Ramadhan dalam Membangun Identitas Islami,” beliau mengupas bagaimana bulan suci ini menjadi pusat pembentukan karakter dan peradaban Islam.

Dalam ceramahnya, H. Muhammad Zubaidi menegaskan bahwa ilmu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah membaca. Hal ini termaktub dalam wahyu pertama yang diterima beliau di Gua Hira, yakni Surah Al-‘Alaq, yang diawali dengan kata Iqra’ (bacalah). “Ini menegaskan bahwa Islam sejak awal menekankan pentingnya ilmu pengetahuan,” ujarnya.

Menurutnya, Ramadhan adalah pusat ilmu dan peradaban. Di bulan inilah Al-Qur’an pertama kali diturunkan sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Oleh karena itu, Ramadhan harus menjadi momentum bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas keilmuan, baik dalam aspek agama maupun kehidupan sosial.

H. Muhammad Zubaidi juga menjelaskan bahwa bulan Ramadhan merupakan waktu terbaik untuk mengenali identitas sejati seorang muslim dan mukmin. “Di bulan ini kita dilatih dalam kajian keilmuan, spiritualitas, serta hubungan sosial keagamaan dan kemanusiaan,” tuturnya. Ia menekankan bahwa Ramadhan bukan sekadar bulan ibadah, tetapi juga tempat pelatihan untuk membangun pribadi yang lebih baik.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa ilmu manusia pertama kali diajarkan pada bulan Ramadhan. Oleh sebab itu, umat Islam seharusnya memanfaatkan kesempatan ini untuk mendalami ilmu agama dan ilmu lainnya. “Jika kita benar-benar mengkaji dan meningkatkan keilmuan di bulan ini, maka setelah Ramadhan akan ada imbas positif, akan ada bekas, akan ada perubahan dalam diri kita,” tegasnya.

Disiplin juga menjadi salah satu nilai utama yang diajarkan di bulan Ramadhan. Puasa mengajarkan umat Islam untuk mengendalikan diri, menahan hawa nafsu, serta mengatur waktu dengan baik. “Disiplin dalam beribadah, dalam mengelola waktu, dalam menjaga lisan, semuanya adalah latihan yang akan membentuk karakter Islami dalam diri kita,” katanya.

Tak hanya itu, ia menyoroti pentingnya menjadikan Ramadhan sebagai sarana introspeksi diri. “Jika kita ingin melihat sejauh mana kualitas keimanan dan ketakwaan kita, maka lihatlah bagaimana kita menjalani Ramadhan ini,” ujarnya. Dengan berpuasa, tadarus, shalat malam, serta meningkatkan sedekah dan amal kebajikan, seorang muslim dapat mengukur dan memperbaiki dirinya.

Pengajian yang dihadiri oleh jamaah Masjid Agung Ar-Raudlah ini berlangsung khidmat. Para hadirin tampak antusias menyimak pemaparan yang disampaikan dengan gaya khas H. Muhammad Zubaidi yang lugas dan penuh semangat.

Di akhir ceramahnya, ia berpesan agar umat Islam tidak menjadikan Ramadhan sebagai momen sesaat, tetapi sebagai titik awal perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. “Jangan biarkan Ramadhan berlalu begitu saja tanpa meninggalkan bekas dalam diri kita. Jadikan bulan ini sebagai momentum untuk membangun identitas Islami yang kokoh,” pungkasnya.

Setelah pengajian selesai, acara dilanjutkan dengan doa bersama dan buka puasa berjamaah. Suasana kebersamaan dan kekhusyukan semakin terasa, mencerminkan semangat Ramadhan yang penuh berkah dan keberkahan.

Penulis: Alfin Maulana Haz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *